Kata

Hujan hari ini
membukakan pintu kerinduanku pada impi lara,
pada saudjana, pada sosok-sosok yang dahulu berlari-larian
mengejarnya, berteriak, memuntahkan kata

Ketahuilah, kawanku,
kata-kata telah terhanyutkan usia,
mereka tenggelam dalam sunyi syahdu kembara
petualangan, pencarian kepada muara

Mungkin dentang girang lantang semesta
turut menanggalkan kata dari binar kemegahannya
Pun mungkin, segala kepahitan yang teredam
telah enggan berbisik mengiris
mengajak pada malam-malam sedu tetangis

Aku tak tahu

Yang kutahu,
sesungguhnya kata masih bergemuruh dalam kesunyiannya,
masihlah bersenandung dalam nada kesendiriannya
kata hanya menjelma, merupa
karya

Suatu hari, kawanku,
sejenaklah menengok

Mripat

Mripatku iki insyaAlloh dudu mung benik.
Dudu mung mripate golekan.
Mripatku iki dudu watu ireng nggilap cumanthel nang jerone sirah.
Dudu mung perhiasan.

Mripatku iki insyaAlloh tak gawe moco.
Moco sakkabehing sing keno diwoco.
Sing mawujud lan sing ra mawujud.
Sing dhohir lan sing bathin.

Ngangsu kawruh.

Serenade

Ah, tak ada waktu untuk sendu biru.
Sedikit air yang menyentuh kulitku,
mungkin akan menamparku untuk bergegas,
untuk berlari.
Karena waktu tak pernah berhenti berlari
dan nasib si entung dipertaruhkan.

Tone Deaf

Sik sik sik…

Aku penasaran, total tone deaf iku kok rasa-rasanya absurd se? Bener gak?

Aku gak ngerti apa susahnya menyelaraskan nada dengan musik ato nada-nada harmonis yang kita dengar. Fals-fals dikit sih bisa jadi, tapi kalo totally beda banget antara apa yang ditiru dan apa yang dinyanyiin, itu kok rasanya aneh…

Gak habis pikir aku, kadang cengkok mlengse dikit trus fals, that’s okay, tapi kalo jan ajur beda buanget iku lho..

Ada anak kost yang saban hari nyanyi GAK JWELAS POL! Sampe terkenal di kostan dengan suara sumbangnya. Aku bener-bener gak ngerti, susah tah nyelarasin nada itu? Aku juga bukan orang yang nyanyinya enak tapi paling gak aku gak fals banget lah. La anak itu, beuuuh, ajur HARE. Kadang pengen ketawa kalo denger dia nyanyi, tapi kadang juga pengen ngebungkem mulutnya. Kaya’ ini tadi, dia jalan lewat depan kamar sambil nyanyi-nyanyi sumbang polos tak berdosa.

Telek, langsung buyar moodku….

Aya Hirano

Hehehehe, akhirnya bisa nonton anime di HP. Ada satu anime adaptasi dari manga berjudul sama yang lumayan mencuci otak, Lucky Star. Sampe-sampe soundtrack-nya kubikin jadi ringtone. Di akhir episode-episode awal anime, 4 tokoh utama gantian berkaraoke. Ada satu karakter yang otaku banget. Suka nyanyi lagu-lagu anime jaman jadul. Gak jelas. Gokil. Mbanyol.

Nih kushare : Aya Hirano – Uchuu Tetsujin Kyodain (Lucky Star ED) sama Aya Hirano – Shouri da! Akumaizer 3 (Lucky Star ED)

Koplo. Kekekekek

P.S: Aya Hirano is definitely one of my favorite seiyuu.

Keroncong in Lounge

Hmm, dari dulu aku memang rada nyleneh urusan selera musik.

Well, dulu, teman-temanku di SMP dan SMA gila betul dengan yang namanya gitar dan drum. Nah aku, malah milih biola dan belajar musik klasik. Ketika jamannya pop, softrock, dan ska melanda, aku milih ndengerin J-Pop dan J-Rock. Trus, muncullah band-band emo dan cengkok-cengkok melayu, aku menepi dan memilih jazz dan bossanova.

Tapi ada satu yang dari dulu tidak berubah: aku suka musik lokal dan tradisional. World music.

Kelas 5 SD sudah piawai betul aku memainkan kolintang, bagian melodis pula (sekarang udah lupa). Kelas 3 SMP, bereksperimen dengan musik 2 warna gabungan antara gamelan yang pentatonis dan alat musik heptatonis. Hasilnya, nilai ujian kelompokku langsung 9! Kekekekek. Lantas, sejak dikenalkan kepada violinist keroncong (yang udah main musik dari jaman penjajahan) oleh guru biolaku, aku jadi lumayan demen juga dengan keroncong. Kalo denger keroncong itu rasanya ayeeeem gitu.

Coba dengerin yang satu ini: Keroncong in Lounge — Something Stupid. MAK JROT!

^^

P.S: Pengen albumnya Kua Etnika yang baru, JANCUK ato apa gitu judulnya.

Jacko, In Memoriam

Ini tadi lagi ndengerin Michael Jackson – Can’t Let Her Get Away.

Judul lagu itu bener-bener cocok dengan suasana hati sekarang, meski toh liriknya nggak sesuai.

Jacko jadi muncul lagi ke permukaan, setelah kematiannya yang heboh. Bahkan di Rileks pun anak-anak akhirnya ngupload discography-nya si King of Pop itu. Lengkap. Sambil denger lagu-lagu itu, aku jadi inget jaman dulu.

Jacko was my idol.

Pernah, suatu ketika waktu masih SD (ato SMP ya?), aku rikues lagu ke sebuah stasiun radio. Beginilah kira-kira :

Aku : Hallo, Mbak, saya mau rikues lagu
Penyiar : Judul lagunya apa dik?
Aku : Hitam atau putih!
.
.
.
Penyiar : Siapa yang nyanyi?
.
.
Aku : Maikel Jeksen

Dan meledaklah tawa mbak-mbakku. Parahnya lagi, dialog itu disiarkan secara live. Great.

“Black or White” aja ditranslate jadi “Hitam atau Putih”.

Bahkan dulu, aku selalu ketagihan niru moonwalk, dan berdiri gaya miring-miring itu lho. Gak bisa-bisa.

Owalah wooong wong.

Polos. Koplo.

Exist

AWWW CRAP!

Ada lagu Malaysia menyelusup masuk.
Cover song-nya band Exist.
Masih inget nggak?

manis di bibir
memutar kata
malah kau tuduh
akulah, segala penyebabnya
yang terlena pastilah terpana
bujuknya, rayunya

HAHAHAHAHAHASHIT

Jadi inget sesosok teman SMA bernama Topan (Taufan, aslinya). Kalo main gitar, maut banget dah. Tapi sayang kesukaannya rada nyleneh. Lagu band-band Malaysia kemprut.

Kalo nyanyi lagu Malaysia, semua warga kelas pasti terlena dan terpana dengan bibir majunya. Bisa dikuncir lho. GYAHAHAHAHA.

P.S: ada satu lagu gubahannya yang fenomenal, dari lagunya Bob Marley, begini : No woman no bra… Hahahahashit. Kangen rek aku, arek iku piye yo kabare…